Laman

Rabu, 04 Agustus 2010

Layang-Layang 1



Yakobus 4:13-17

“Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugrahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.” (I Koriontus 15:10).

Dengan bangga putraku menaikkan layang-layang. Dari wajahnya yang penuh tawa girang, nampak ia sangat senang dan merasa berhasil telah menaikkan layang-layang itu. Padahal layang-layang itu bisa naik semata-mata karena adanya tiupan angin besar yang membawa kertas tipis yang menempel pada lidi berbentuk bebek itu bisa diatas. Dipinggir pantai itu ia berlari kesana kemari sambil mengulur benang . Sejenak ia menikmati layang-layang meliak-liuk diudara. Ketika angin mulai mereda, layang-layang itu mulai turun ke bawah. Putraku berusaha menari-narik benang supaya layang-layang naik lagi, tetapi usahanya sia-sia.
Saudara, seringkali kita merasa bahwa apa kita capai atau kita miliki semata-mata karena usaha keras . Sering kita menyusun berbagai rencana, menyusun strategi untuk mencapai semua itu. Setelah semua tercapai, kita merasa bangga seolah-olah semua itu semata-mata hasil kekuatan kita. Apalagi kalau kita merasa kita berpotensi untuk meraih sesuatu, kita menjadi begitu bersemangat serta menganggap kita pantas mendapatkannya. Apakah salah menyusun rencana? Memiliki mimpi dalam hidup? Berjuang keras? Tidak. Yang menjadi persoalan, sering kita melupakan Tuhan. Kita tidak melibatkan Dia karena mungkin kita menganggap Tuhan diperlukan hanya di hal-hal rohani saja. Padahal diseluruh kehidupan kita, Tuhan mau kita libatkan. Betapa Tuhan rindu kita selalu menghadirkanNya dalam hidup kita sehari-hari. Diseluruh mimpi, rencana, visi dan misi hidup kita. Betapa sia-sianya hidup ini tanpa campur tangan Tuhan.
Mungkin situasi hidup kita bisa ‘diatas’. Namun jika hanya mengandalkan kekuatan sendiri, dapat bertahan berapa lama? Seberapa kuat dapat menahan angin dan badai kehidupan? Menyadari bahwa hidup kita hanya kasih karunia Tuhan merupakan akar dari kerendahan hati . Oleh sebab itu , mari kita libatkan Tuhan dalam hidup kita sehari-hari. Mari kita nyatakan, bahwa hidup kita sebagaimana kita ada sekarang hanyalah kasih karuniaNYA. Amin. (YS)

Doa : Bapa, ajarkan kami menyadari bahwa hidup kami adalah kasih karuniaMU sehingga kami tidak akan mengandalkan kekuatan kami sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar