Laman

Sabtu, 02 Juli 2011

Perhitungan Sang Hakim




”Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka”  [Matius 25:19]
 Allah adalah Hakim yang benar dan adil [Mazmur 9:9].  Bahkan tanpa saksipun Dia sanggup menghakimi dengan adil dan benar tanpa kesalahan, karena itulah salah satu hakekat Allah ; adil dan benar.  Tak seorangpun dapat meluputkan diri dari penghakimanNya.  Mungkin kita dapat melarikan diri atau menghindar dari perhitungan dengan sesama kita ; dari kejahatan yang kita lakukan atau dari beban tanggung jawab yang semestinya kita bayar.  Tapi ingat, kita tidak bisa lari dari perhitungan dengan Allah atau lari dari tanggung jawab kita kepadaNya.  Tidak ada tempat untuk menyembunyikan dosa di hadapan Allah. 
Oleh sebab itu betapa pentingnya kita menyadari secara mendalam untuk tidak sembrono dalam hidup ini.  Diperlukan keseriusan, bahwa setiap tindakan memiliki akibat kekal.  Seperti seorang tuan yang mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya [Matius 25 :14-30],  demikianlah Allah pada waktunya akan mengadakan perhitungan dengan kita semua, siapapun kita.  Tuhan pada waktunya akan meminta pertanggungan jawaban atas hidup yang di percayakan pada kita.  Sebagai Hakim , Allah tidak menghakimi sekilas pandang atau menjatuhkan keputusan menurut  kata orang [Yesaya 11:3].  Dia tidak pernah salah, Dia selalu benar.  Sungguh agung Pribadi Hakim semesta alam.
 Maka hal ini menegaskan bahwa ada tanggung jawab yang kita emban dalam  menyelenggarakan hidup di dunia ini.  Kita tidak akan bisa berdalih apapun untuk dapat menghindar dari pertanggung jawaban, dari perhitungan dengan Allah.  Berbicara tentang tanggung jawab, kita tidak usah muluk-muluk tentang pekerjaan besar dari Tuhan.  Kita tanya pada diri sendiri bagaimana tanggung jawab kita, mungkin sebagai orang tua, sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga, sebagai seorang istri, sebagai seorang ibu, sebagai seorang anak, sebagai seorang pemimpin, sebagai majikan,sebagai pelajar, sebagai pelayan Tuhan, sebagai karyawan, dsb.
Akhirnya, marilah kita hidup dalam kasih karuniaNya,  supaya kita diperhitungkan layak masuk dalam kerajaanNya [Roma 4:24]. YR