Laman

Jumat, 16 Juli 2010

Ekspresi Cinta


 Ekspresi Cinta
(By Yohana R)

“Suamiku tidak berkomentar apapun  ketika rambut aku cat high-light.  Malah orang lain yang bilang kalau aku bertambah cantik , nampak lebih muda. Padahal, aku pengin banget suami yang mengatakan itu. Eh,…dianya hanya memandangku sekilas, no comment. Kasihan deh aku.”  demikian ungkap temanku sebut saja Berta.  Dia bingung dan sedikit agak pusing dengan sikap suaminya yang cool dan sedikit cuek. Berta mengaku sudah berusaha seromantis dan semesra  mungkin untuk memancing kemesraan, tetapi suaminya tetap saja cool. Sang suami selalu bilang bahwa yang terpenting adalah tindakan nyata daripada banyak kata. Bagi suami Berta, ungkapan kata cinta dan sayang adalah sesuatu yang basi. Berta yang modis tak pernah mendapat komentar dari sang suami. Jika teman-teman berkomentar bahwa Berta tambah cantik dll, maka sang suami hanya tersenyum. Tapi jika dandanan Berta mulai berlebihan, suami hanya mengingatkan,”Ma,..ingat kamu ini bukan anak ABG lagi! “ Berta sudah cukup senang dengan teguran itu. Berta tak meragukan cinta suami karena tanggung jawab sebagai suami dan ayah sangat nyata dikehidupan mereka berumah tangga. Meski cool, tetapi sangat perhatian pada anak-anak. Diakui umum  ekspresi cinta suaminya nyaris tak  nampak. Tapi..…hadiah ulang tahun Berta dari sang suami tahun kemarin adalah jalan-jalan ke Eropa! Dan mereka hanya pergi berdua, anak-anak dititipin ke orang tua. Wow,…romantic  banget. Asyik kan?
Sementara temanku sebut saja Essa suaminya kelewat romantis serta sangat perhatian.  Essa selalu dipanggil dengan sebutan “darling”  meski dimuka umum sekalipun.  Bahkan suami Essa tak segan memujinya setinggi langit ketika berdiri didepan  orang banyak. Essa sering tersipu malu dengan pipi yang merona merah dengan pujian-pujian suaminya itu. Kadang aku bertanya  penasaran ,”Bagaimana ibu memperlakukan bapak hingga bapak memuji-muji ibu sedemikian rupa?” Essapun tersenyum sambil berujar malu, ”Ah,..biasa aja kok!”. Kejujuran dan keberanian sang suami dalam memuji-muji Essa di depan umum terkadang menimbulkan rasa iri di hati kami, kalangan kaum ibu tentunya. Kemesraan dan kehangatan kasih sayang mereka sangat nampak, meski anak-anak mereka telah beranjak dewasa. Essa juga jarang kelihatan sendirian, artinya sang suami selalu mendampingi meski hanya ke minimarket seberang jalan. Wah,...mirip  amplop dan perangko  ! Lengket terus.  Tentu saja Essa tidak meragukan cinta sang suami  meski ekspresi cinta kadang membuat tersipu-sipu malu di depan umum. Ke Singapura adalah hadiah ulang tahun sang suami buat Essa tahun kemarin. 
Lain halnya dengan temanku sebut saja Imma, seorang wanita karier yang gaul dan cerdas. Dia agak cuek dengan hal-hal seperti itu. Sekalipun demikian sebagai seorang wanita iapun butuh ekspresi kasih sayang dari suami.  Suatu hari Imma bercerita,” Dulu suami pernah memberikan setangkai bunga di hari ulang tahunku, tapi bunga plastik. Aku berterimakasih padanya, namun kukatakan dengan jujur kalau aku lebih senang dengan bunga  sungguhan yang masih segar. Kukira ia mengerti karena ia manggut-manggut. Aku lega banget. Tapi,..di moment yang lain kembali ia memberikanku bunga palstik. Katanya cintanya seawet bunga palstik tersebut! Ah,.  capek deh,…”.   Kendatipun demikian Imma yakin akan cinta suaminya seorang pekerja keras sebagai penanggung jawab keluarga ,yang selalu tak lupa mentransfer gaji ke rekening Imma tiap bulan dengan rutin. Meski bunga plastik yang diberikan tapi bunga bank tak pernah terlupakan. Perhatian pada anak dan penuh kasih sayang walau bingung mengekspresikan.
Temanku sebut saja Eny, ibu rumah tangga dengan suami yang tenang dan ramah.  Eny mengakui suaminya sangat perhatian dan lebih tenang dalam menghadapi setiap masalah, itu meneduhkan hatinya walau sang suami miskin dengan ungkapan cinta dan sayang. Bahkan sekalipun dipush suaminya bilang tak bisa berkata romatis dan mesra. Ketika merayakan hari ulang tahun pernikahan mereka, temanku Eny sangat bersemangat sementara sang suami tenang dan biasa-biasa saja. Kami mengadakan game untuk ngerjain mereka. Kami berhasil membuat sang suami  mencium kening Eny.  Wah,..Eny serasa melayang  ke udara karena sang suami mau mencium didepan teman-teman. Tetapi sikap suaminya di keseharian jelas nampak seorang suami dan ayah yang bertanggung dan penuh perhatian. Bahkan Eny mengakui bahwa suaminya lebih pandai memasak daripada dirinya. Eny belajar untuk merasa cukup karena sang suami memang sangat mencintai keluarga walau ekspresi sangat minim tapi kasih yang nyata melimpah ia rasakan.
Ekspresi cinta memang tak selalu sama antara satu dengan yang lain. Cinta dan kasih sayang kadang tak selalu nampak oleh mata tetapi dapat dirasakan dihati.  Tanggung jawab, perhatian dan kepedulian adalah ekspresi cinta yang nyata dalam membangun rumah tangga.  Materi dan kecantikan fisik hanyalah polesan, yang terpenting adala hubungan hati ; suatu keintiman yang tidak dapat tergantikan dengan apapun (Efesus 5;22-23). Tuhan tidak pernah salah memberi pendamping hidup.
Lain lagi dengan suamiku yang terkenal romantis dan mesra. Ia memanggilku dengan sebutan “sayang” atau “cah ayu”  (itu kalau dirumah) kalau di depan umum ia memanggilku “dik” panggilan mesra ketika kami pacaran.  Ia juga tak enggan memujiku di depan teman-teman kami kalau sedang berkumpul.  Dia sering menyanyikan lagu-lagu cinta ala anak ABG yang sedang mabuk asmara. Hal ini kadang membuat iri teman-temanku. Dihari ulang tahunku kemarin di depan teman-teman kami ia memberi persembahan lagu “Dik” dari band  Wali (padahal dalam videoklip lagu itu yang perempuan sedang koma sampai tua). Tapi aku benar-benar merasa tersanjung dan teman-temanku bertepuk tangan riuh redan.  Kalau sedang libur, dia akan selalu mengikutiku dan akupun harus lebih banyak meluangkan waktu, pergi bersamanya walau hanya sekedar membeli pulsa.  Suamiku selalu bilang bahwa hanya ada dua wanita yang mengisi hatinya yaitu aku dan mboknya (ibu), anakku yang berumur lima tahunpun  sampai hafal kalimat bapaknya ini.  Maka akupun akan membalas bahwa hanya dia pria yang dihatiku, tak ada pria lain meskipun itu bapakku sendiri (karena bapakku sudah almarhumah). Tentu saja aku bersyukur untuk seorang suami yang Tuhan taruh di hidupku dan aku tak pernah meragukan cintanya. Suamiku kaya dengan ekspresi cinta, apalagi kalau sedang banyak duit ia akan makiiiin mesra,……Aneh tapi nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar